Tanbihun.com – Pernyataan K.H. Ahmad Rifai tentang rukun Islam
yang pokok hanya mengucapkan dua kalimat syahadat,
tidak lain karena syahadat itu bertalian erat dengan masalah Aqidah, sedangkan
shalat, zakat,
puasa,
dan haji
itu bertalian dengan Ibadah. Permasalahan yang dibahas dalam bidang ilmu Tauhid,
Aqidah, maupun Ushuluddin,
semuanya bersumber dari dua kalimat syahadat
.
Sifat
wajib bagi Allah itu ada 20 yakni : Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafah lil Khawadist, Qiyamuhu bin Nafsi,
Wahdaniyat, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, bashar, Kalam, Qadirun,
Muridun, Alimun, Hayyun, Shami’un, Bashirun, Mutakallimun.
Sifat
Mustahil bagi Allah juga ada 20 yaitu : Adam, Hudust, Fana’, Mumatsalah lil Hawadist, Ihtiyaj lil Ghair,
ta’addud, Ajzun, Karahah, Jahlun, Mautun, Samamun, A’mun, Bukmun, Ajizun,
Karihun, Jahilun, Mayyitun, Ashamun, A’maa, Abkamu.
Dan sifat
Ja’iznya Allah ada satu,
menciptakan atau tidak menciptakan alam semesta, bagi Allah adalah boleh. Tidak
pada wajib dan tidak pada mustahil. Jumlah keseluruhanya menjadi 41 sifat dan
itu dinamakan “Sifat Uluhiyyah”. Sifat wajib, Muhal dan Ja’iz bagi Allah
sebanyak 41 itu masuk kedalam kalimat “ Laa ilaaha illallah”.
Sifat wajib
bagi Allah sebanyak 20 itu terbagi menjadi empat, yaitu : Sifat Nafsiyah, ada satu, Sifat Salbiyah ada lima,
Sifat Ma’ani tujuh, dan Sifat Ma’nawiyah ada tujuh. Yang masuk Istighna’
sebanyak 11 sifat, dan Iftiqar sebanyak 9 sifat.
Sifat Wajib
bagi Rasul ada empat, yaitu :
Shiddiq, Amanah, tabligh, dan Fathanah, sedangkan sifat mMustahilnya juga ada
empat : Kidzbi, Khiyanat, Kitman, Ablah ( Baladah ). Sedang sifat Ja’iznya ada
satu yaitu : “Aradl Basyariyah” yakni perubahan yang bersifat manusiawi. Dan
sifat sifat Rasul sebanyak 9 itu dinamakan “Nubuwiyyah”, kesemuaanya sifat
tersebut masuk kedalam kalimat “ Muhammadur rasuulullah”.
Sifat
Uluhiyyah sebanyak 41 yang masuk
kedalam kalimat “Laa ilaaha Illallah”” dengan sifat Nubuwiyyah sebanyak
sembilan yang masuk dalam kalimat “Muhammadur Rasuulullah”, maka jumlahnya
menjadi 50 sifat. Jadi sifat sifat tersebut masuk kedalam syahadat tauhid dan
syahadat rasul yaitu “ Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasuulullah”. Inilah yang
dikenal dengan Aqa’id lima puluh, atau Aqidah Islamiyah ala Ahlussunah wal
jama’ah. Syahadat tauhid mengandung makna keTuhanan, sedangkan syahadat Rasul
berisi tentang keNabian yang kemudian melahirkan hokum hokum syariat Islam,
berupa hukum Taklifi ( wajib, sunnah, haram,
makruh, dan mubah ), dan hukum Wadl’I seperti ( sebab, syarat, mani’ sah, batal
). Hukum hukum tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan Ibadah seperti Shalat,
zakat, puasa, haji, dan ibadah yang lainya.
Seperti halnya yang diungkapkan
K.H. Ahmad Rifai dalam Abyanal Hawa’ij jilid satu :
Maka kinumpulaken
kabeh tinemune
Sekehe Aqa’id agama
Islam nyatane
Ing kalimah Laa
Ilaaha Illallah sebutane
Muhammadur
Rasuulullah ngucap sampurnane.
Maka maknane Laa
Ilaaha Illallah winarah
Tan nana kang sugih
saking saben barang liyane
Lan tan nana kang
karep marang iya tinemune
Saben barang liyane
Allah pangerane
Anging Allah kang
sugih sak temen temene.
Tur kinareoan Allah
dene sekeh liyane Allah
Podo karep kabeh
marang Allah nyarah
Anane lan
penggawene solah tingkah
Dhahir bati kabeh
penggawene Allah
Maka ma’nane Laa
Ilaaha Illallah tinemune
Ing dalem tarajumah
jawi pertelane
Iku tan nana Pangeran
anging Allah nyatane
Artine Pangeran iku
Dzat wajib anane
Tur kang sampurna
namane Pangeran
Kang sugih tur
kinarepan dene liyan
Tan nana sawiji
wiji aweh labet temenan
Anging Allah kang
wujud siji kenyataan
Anapun ngucap
Muhammadur Rasulullah
Maka ingkang iku
manjing sekabeh parintah
Lan sekehe anane
syara’ panyegah
Lan sekabehe agama
( syariat ) Islam winarah
Kerana nabi
Muhammad Rasulullah nyatane
Datengaken saking
Allah sekabeh agamane
Ikulah sebab
ingaranan kekumpulane
Sekehe Aqa’id agama
Islam tinemune
Maring ngucap Laa
Ilaaha Illallah
Muhammadur
Rasuulullah kang wus winarah
Wajib Mukallaf
ngaweruhi dalem manah
Ing maknane ikulah
loro kalimah
Beriman dalam hati,
kemudian mengucapkan kedua kalimat syahadat dan memahami makna yang terkandung
didalamnya, berarti mendapatkan Islam yang sebenarnya. Karena dengan
pendalaman makna yang terkandung di dalam syahadat akan menghasilkan empat
perkara yaitu : Iman
yang benar, Islam yang Utuh, tauhid yang lengkap, dan Makrifat
yang sempurna. Itulah Tauhid yang sebenarnya.
by.tanbihun.com